Catatan :

Total Tayangan Halaman

Jumat, 01 Juli 2016

Tiki taka ala tata



Formasi 4-3-3
Bentuk formasi Barcelona adalah sesuatu yang tak bisa dinegosiasikan. Malah, banyak yang percaya bahwa Barca memberikan persyaratan khusus agar Martino memakai formasi 4-3-3 saat mengontraknya.
Formasi ini sudah terbukti membawa banyak sukses sejak era Josep Guardiola. Namun yang lebih penting, formasi ini mewadahi semua bakat terbaik dalam tim Barcelona.
Sebenarnya hal ini tidak terlalu mengejutkan karena nyaris semua tim yang dibesut Martino sebelumnya juga memakai formasi 4-3-3.

Ball posesion dan juga direct play
Salah satu unsur penting tiki-taka adalah penguasaan bola alias ball possession. Dalam lima tahun terakhir, Barca hanya kalah ball possession sekali; saat melawan Bayern Munich di ajang Uli Hoeness Cup.
Martino ingin Barca selalu mendominasi penguasaan bola dan mendikte permainan. Hal ini sudah ada sejak era Guardiola, tetapi Martino melakukan sedikit perubahan.
Martino membuat Barca menyerang lebih cepat. Ia mengurangi waktu transisi dari bertahan ke menyerang. Selain itu, Barca juga dibuatnya menyerang lebih cepat untuk memaksimalkan dominasi mereka dalam hal penguasaan bola.

Tempo tinggi
Martino sebenarnya tidak menyangka bahwa para pemain Barca bisa bermain dengan tempo yang sangat cepat. Meski terkejut, Martino sangat senang dengan hal ini dan memastikan bahwa Barca akan melanjutkannya.
Ia ingin timnya bermain dengan tempo tinggi, tetapi bukan terburu-buru. Martino ingin para pemainnya mengalirkan bola dengan cepat. Bola tak harus bergerak vertikal ke depan, tetapi juga bisa bergerak dari sisi ke sisi dengan cepat.
Niat Martino ini terbantu dengan teknik tinggi serta kecepatan yang dimiliki para pemain Barca.

Attacking full back
Ariel Palena, mantan pelatih fisik tim Martino, pernah mengatakan bahwa para pemain sayap selalu punya peran besar dalam tim Martino. Bukan cuma para winger, bek sayap pun wajib ikut membantu serangan.
Dalam beberapa pertandingan terakhir Barca, nampak para bek sayap mereka sangat sering maju membantu serangan. Namun strategi ini adalah pedang bermata dua.

Benar bahwa setiap serangan Barca menjadi lebih berbahaya dengan bantuan para fullback, tetapi pertahanan mereka juga menjadi lebih rentan terhadap serangan balik. Jika tim lawan memiliki winger cepat untuk melakukan serangan balik, maka pertahanan Barca bisa berada dalam bahaya.

Pressing ketat
Mungkin inilah yang paling ingin dilihat fans Barca. Tim mereka kembali mengaplikasikan pressing super ketat sejak di daerah pertahanan lawan.
Messi, Neymar, Pedro dan Alexis Sanchez kini juga punya tugas untuk melakukan recovery jika kehilangan bola. Pressing ketat seperti ini mulai mengendur musim lalu. Yang paling terlihat adalah ketika Barca dihajar Bayern Munich di semifinal Liga Champions.
Ide dasar dari strategi ini simpel saja: Martino ingin timnya memulai pertahanan sejauh mungkin dari Victor Valdes. Jika serangan lawan sudah bisa dinetralisir di depan, maka otomatis gawang Barca juga akan aman.

Pertahanan segitiga
Ketika melakukan serangan, Barca hanya meninggalkan tiga pemain untuk bertahan. Dua pemain yang bertahan itu adalah bek tengah sedangkan satu lainnya adalah gelandang bertahan.

Idealnya, Puyol, Pique dan Busquets yang akan menjadi segitiga pertahanan Barca ini. Mereka tak harus berada di daerah sendiri ketika bertahan. Ketika Barca menyerang, segitiga ini bisa berada di garis tengah lapangan saat melakukan pertahanan.
Meski demikian, perputaran pemain juga diizinkan. Artinya, jika Gerard Pique memutuskan untuk ikut menyerang, maka akan ada satu pemain lain yang menggantikannya dalam segitiga pertahanan itu.

Perbanyak shooting
Tata Martino sepertinya tak mengizinkan para pemain Barca untuk menggiring bola di area penalti lawan. Olah bola untuk melewati lawan diizinkan selama belum memasuki area tembak.

Sebagai gantinya, para pemain Barca diberi kebebasan untuk melepaskan tembakan begitu mendapat peluang. Artinya, tidak akan ada lagi monopoli hak untuk melepas tembakan seperti beberapa musim belakangan.
Seperti diketahui, selama ini hanya Messi yang punya kebebasan mutlak untuk melakukan apa saja di area berbahaya lawan. Mungkin untuk mengurangi Messidependencia, Martino kini memberikan kebebasan itu kepada semua pemain.
Selain itu, lebih banyak tembakan juga menjadi salah satu bentuk pemanfaatan dominasi ball possession.

Peran triangle messi-cesc- iniesta
Dalam beberapa pertandingan terakhir, Messi diplot untuk menempati posisi false nine. Ia beroperasi di luar kotak penalti lawan meski juga wajib turun ke tengah jika Barca sedang bertahan.

Sementara itu, Andres Iniesta dan Cesc Fabregas dipersiapkan di belakang Messi. Keduanya boleh melakukan overlap ketika ruang gerak Messi ditutup habis oleh para pemain lawan.

Artinya, Messi masih akan menjadi target utama penyerangan Barca. Tapi Messi juga harus bisa menjadi pengumpan ketika Iniesta atau Fabregas melakukan tusukan tanpa bola.

Set piece
Martino memberikan instruksi agar para pemain Barca tak mudah memberikan tendangan sudut kepada lawan. Ia juga memerintahkan pasukannya agar sebisa mungkin tidak melakukan pelanggaran di sekitar kotak penalti sendiri.
Seandainya lawan mendapatkan tendangan sudut atau tendangan bebas di sekitar kotak penalti, Barca segera melakukan zonal marking. Setiap pemain sudah diberi instruksi untuk berada di posisi tertentu ketika bertahan dari bola mati seperti ini.

Hal sebaliknya juga digarap oleh Martino. Ia sudah menyiapkan strategi khusus ketika Barca mendapat bola mati. Martino memberikan instruksi spesifik mengenai posisi para pemain Barca saat mendapatkan bola mati di sekitar kotak penalti lawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar